Saturday, October 26, 2013

Bagi umat Kristiani, hari natal yang jatuh pada tanggal 25 Desember adalah hari yang ditunggu tunggu untuk menyelenggarakan perayaan hari natal. Berbagai persiapan dilakukan untuk menyambutnya seperti menghias pohon natal, menyiapkan kue kue untuk menjamu tamu yang berkunjung, dan sebagainya. Namun sepertinya banyak yang belum tahu kalau hingga saat ini ada hal yang masih dipertentangkan mengenai adanya perayaan hari natal.

Ternyata tidak semua umat Kristiani menyelenggarakan perayaan hari natal ini, sebagian dari mereka ada yang menentang perayaan yang jatuh pada setiap tanggal 25 Desember tersebut. Karena perintah untuk menyelenggarakan peringatan natal tidak ada dalam kitab Injil (Bibel), dan Yesus tidak pernah memberi contoh atau memerintahkan muridnya untuk menyelenggarakan peringatan hari kelahiranya.

Perayaan natal baru masuk pada ajaran Kristen Katolik pada abad ke 4-M. Dan peringatan inipun berasal dari upacara adat masyarakat penyembah berhala. Dimana diketahui bahwa abad ke 1 sampai abad ke 4 Masehi dunia masih dikuasai oleh Imperium Romawi yang Paganis Politheisme.

Ketika Konstantin dan Rakyat Romawi menjadi penganut agama Katolik, mereka tidak mampu meninggalkan adat atau budaya Pangannya, apalagi terhadap pesta rakyat untuk memperingati hari Sunday (Sun=Matahari ; Day=Hari) yaitu kelahiran Dewa Matahari tanggal 25 Desember.

Maka supaya agama Katolik bisa diterima dalam kehidupan Masyarakat Romawi diadakanlah Sinkretisme (perpaduan agama - budaya atau penyembahan berhala), dengan cara menyatukan perayaan kelahiran Sun of God (Dewa Matahari) dengan kelahiran Son of God (Anak Tuhan=Yesus). Maka pada konsili tahun 325, Konstantin memutuskan dan menetapkan tanggal 25 Desember sebagai hari kelahiran Yesus, tanggal tersebut juga digunakan untuk melakukan perayaan hari natal. Juga diputuskan, pertama, hari Minggu (Sunday=Hari Matahari) dijadikan sebagai ganti hari Sabat yang menurut hitungan jatuh pada hari Sabtu. Kedua, lambang Dewa Matahari yaitu sinar yang bersilang dijadikan lambang Kristen. Ketiga, membuat patung patung Yesus untuk menggantikan patung Dewa Matahari.

Sesudah Kaisar Konstantin memeluk agama Katolik pada abad ke 4 M, maka rakyat pun beramai ramai ikut memeluuk agama Katolik. Inilah prestasi gemilang hasil proses sinkretisme Kristen oleh Kaisar Konstantin dengan agama panganisme politheisme nenek moyang.

Demikianlah sejarah perayaan hari natal yang dilestarikan umat Kristiani di seluruh dunia sampai sekarang. Kepercayaan panganis politheisme mendapat ajaran tentang Dewa Matahari yang diperingati pada tanggal 25 Desember.

Berikut beberapa sumber Kristen yang menolak natal dan perayaan hari natal :

1. Catolic Encyclopedia, edisi 1911 tentang Christmas.
       "Natal bukanlah upacara gereja yang pertama, melainkan ia diyakini berasal dari Mesir. Perayaan yang diselenggarakan oleh para penyembah Berhala dan jatuh pada bulan Januari, kemudian dijadikan hari kelahiran Yesus".
Dalam buku yang sama, tentang Natal Day dinyatakan sebagai berikut :
       "Di dalam Kitab Suci tidak ada seorangpun yang mengadakan upacara atau penyelenggaraan perayaan untuk merayakan hari kelahiran Yesus. Hanyalah orang orang kafir saja (seperti Firaun dan Herodes) yang berpesta pora merayakan hari kelahiranya ke dunia ini".

2. Encyclopedia Britanica, edisi 1946.
      "Natal bukanlah upacara gereja abad pertama, Yesus atau para muridnya tidak pernah menyelenggarakan dan juga Bibel tidak pernah menyelenggarakanya. Upacara ini diambil oleh gereja dari kepercayaan kafir penyembah Berhala".

3. Encyclopedia Americana, edisi tahun 1944.
       "Menurut para ahli, pada abad abad permulaan, Natal tidak pernah dirayakan oleh umat Kristen. Pada umumnya Kristen hanya merayakan hari kematian orang orang terkemuka saja, dan tidak pernah merayakan hari kelahiran tersebut......".
       "(Perjamuan suci, yang termaktub dalam kitab Perjanjian Baru hanyalah untuk mengenang kematian Yesus)..... Perayaan natal yang dianggap sebagai hari kelahiran Yesus, mulai diresmikan pada abad ke 5 Masehi. Gereja barat memerintahkan kepada umat Kristen untuk merayakan hari kelahiran Yesus, yang diambil dari pesta bangsa Roma yang merayakan hari "Kelahiran Dewa Matahari". Sebab tidak seorangpun yang mengetahui hari kelahiran Yesus.

Sumber lain yang menolak perayaan hari natal salah satunya adalah sebuah buku berjudul Perayaan Natal 25 Desember Antara Dogma dan Toleransi, karya mantan seorang Biarawati. Dalam buku ini, antara lain membahas tentang asal usul Natal, sejarah Pohon Natal, dan masih banyak lainya.




Categories: , ,

0 comments:

Post a Comment

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!